Ia Menolak Tasnya Dibuka Saat Razia Di Kelas. Tak Disangka, Isinya Bikin Gurunya Menangis


Diceritakan. Untuk mencegah barang-barang yang dilarang dibawa ke sekolah, suatu hari pihak sekolah melakukan razia. Mereka keluar masuk ke semua kelas. Semua tas siswa-siswi pun dibuka di hadapan mereka. Namun saat diperiksa, tas-tas tersebut tidak berisi apapun selain buku, pulpen, dan perlengkapan sekolah lainnya.

Semua kelas pun selesai dirazia, dan tersisa satu kelas yang belum. Seperti biasa, dengan wajah galak tim pemeriksa masuk ke dalam kelas. Mereka lantas meminta izin untuk memeriksa tas sekolah para siswi di sana. Pemeriksaan pun di mulai.

Di salah satu sudut kelas, ada seorang siswi yang dikenal sangat pemalu namun berakhlak sopan dan santun. Ia tidak suka berbaur dengan siswi-siswi lainnya padahal ia sangat pintar dan menonjol dalam pelajaran. Ia memandang tim pemeriksa dengan pandangan penuh ketakutan sambil memegang erat tas miliknya.

Semakin dekat gilirannya untuk diperiksa, semakin tampak raut takut yang sangat pada wajahnya. Seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan di dalam tasnya.

Tidak lama kemudian tibalah gilirannya untuk diperiksa. Ia semakin memegangi tasnya dengan kuat, seolah mengatakan demi Allah kalian tidak boleh membukanya.

"Buka tasmu, Nak," ucap gurunya.

Siswi tersebut memandangi pemeriksa dengan pandangan sedih, ia tampak sangat ketakutan sambil tetap memagang erat tasnya.

"Berikan tasmu!" ujar salah seorang tim pemeriksa.

Ia menoleh dan menjerit, "Tidak! tidak! tidak!"

Perdebatan pun menjadi tajam.

"Berikan tasmu atau kau akan kami hukum," ujar guru yang akan memeriksa tasnya.

"Tidak! Tolong jangan paksa aku, Bu.." ucapnya.

Apa sebenarnya yang ada dalam tas miliknya itu sampai begitu takut dipergoki oleh tim pemeriksa? Semua yang melihat kejadian itu bertanya-tanya dalam hati, penasaran. Keributan pun terjadi dan tangan mereka saling berebut. Sementara tas tersebut masih dipegang erat dan para guru belum berhasil merampas tas dari tangan siswi tersebut karena ia memeluknya dengan sekuat tenaga.

Spontan siswi itu menangis sejadi-jadinya dan nembuat siswa-siswi yang lain terkejut. Para guru yang mengenalnya sebagai seorang siswi yang pintar dan disiplin merasa heran dengan kelakuannya. Nmun mereka tetap bersikeras untuk memeriksa tasnya.

Tempat itu pun berubah menjadi hening. Setelah berdiskusi ringan, tim pemeriksa sepakat untuk membawa siswi tersebut ke kantor sekolah agar keadaan menjadi tenang dan tidak menimbulkan keributan bagi siswi yang lain.

Siswi tersebut kini masuk ke ruangan kantor sekolah, sementara air matanya terus saja mengalir. Ia menatap orang-orang di sekitarnya dengan wajah kebencian sekaligus keheranan, seakan-akan mereka siap mempermalukannya di depan umum.

Sampai akhirnya, kepala sekolah berusaha menenangkan siswi malang tersebut dan bertanya padanya, "Apa yang engkau sembunyikan wahai putriku?"

Siswi itu pun merasa simpati dengan kepala sekolah dan membuka tasnya. Setelah melihat isi tasnya, tim pemeriksa merasa keheranan, sebab di dalam tas tersebut ternyata tidak ada benda-benda terlarang, melainkan sisa-sisa roti saja. Yah, itulah yang ada dalam tas siswi tersebut.

Mereka pun mencoba mencari tahu dari siswi tersebut seputar roti itu. Setelah merasa tenang, siswi itu pun berkata, "Sisa-sisa roti ini adalah sisa-sisa dari para siswi yang mereka buang ke tanah, lalu aku kumpulkan untuk kemudian aku pakai sarapan. Sementara sebagiannya dan sisanya aku bawa kepada keluargaku. Ibu dan saudari-saudariku di rumah tidak memiliki sesuatu untuk mereka santap di siang dan malam hari bila aku tidak membawakan untuk mereka sisa-sisa roti ini. Kami adalah keluarga fakir yang tidak memiliki apa-apa. Kami tidak punya kerabat dan tidak ada yang peduli pada kami."

"Inilah yang membuat aku menolak untuk membuka tas, agar aku tidak dipermalukan di hadapan teman-temanku di kelas, yang mana mereka akan terus mencelaku di sekolah, sehingga kemungkinan hal tersebut menyebabkan aku tidak dapat lagi meneruskan pendidikanku karena rasa malu. Saya mohon maaf sekali kepada Anda semua atas perilaku saya yang tidak sopan."

Seketika, semua yang hadir menangis sejadi-jadinya, bahkan tangisan itu berlangsung lama di hadapan siswi tersebut. Ibu kepala sekolah pun memeluk erat siswi itu sambil tak kuasa menahan air matanya. Tirai ruangan pun ditutup karena ada kejadian yang menyedihkan tersebut

Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.

Sumber: salambunda.com/berita/razia-kelas-saat-diperiksa-isi-tas-siswi-sma-ini-malah-membuat-guru-gurunya-menangis.html

Belum ada Komentar untuk "Ia Menolak Tasnya Dibuka Saat Razia Di Kelas. Tak Disangka, Isinya Bikin Gurunya Menangis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel